Pola Hidup Berkeluarga
Yang perlu juga diketahui bahwa Allah menciptakan Hawa sebagai penolong justru ketika Adam sedang tidur nyenyak. Itulah yang membuat kita mengerti bahwa jodoh itu berasal dari Allah. Dan kalau Allah yang maha baik yang menjodohkan, pastilah akan memberikan juga yang terbaik.
Berdasarkan penjelasan di atas, keluarga yang ingin berbahagia tentu perlu belajar kepada Allah, sang pencipta keluarga itu sendiri, melalui firman-Nya. Mengabaikan firman Tuhan dalam berkeluarga dan mencoba menggunakan prinsip manusia dan dunia, tidak akan pernah mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya. Bahkan akan mengalami banyak dukacita, kecewa, kepahitan dan pertengkaran dalam bertahan atau bahkan akhirnya perceraian.
Banyak juga yang berusaha untuk membina keluarga melalui firman Tuhan, tetapi gagal karena dengan cara pandang yang keliru. Suami-istri dan anak-anak mencoba dan berusaha langsung untuk melaksanakan apa yang tertulis di Kolose 3:18-21.
Tidak peduli seberapa keras mereka akan mencoba, pada akhirnya mereka akan gagal dan kecewa. Mengapa? Karena kasih manusia tidak bisa diandalkan, mudah berubah/fluktuatif, tergantung situasi, kondisi dan perasaan yang juga mudah berubah-ubah. Akhirnya harmonisasi dan kebahagiaan dalam keluarga yang diharapkan, menjadi luntur dan akhirnya sirna juga.
Tidak peduli seberapa keras mereka akan mencoba, pada akhirnya mereka akan gagal dan kecewa. Mengapa? Karena kasih manusia tidak bisa diandalkan, mudah berubah/fluktuatif, tergantung situasi, kondisi dan perasaan yang juga mudah berubah-ubah. Akhirnya harmonisasi dan kebahagiaan dalam keluarga yang diharapkan, menjadi luntur dan akhirnya sirna juga.
Akar penting berkeluarga justru terletak di ayat di atasnya, di Kolose 3:5-17, di mana setiap anggota keluarga harus sudah menyadari status mereka sebagai manusia baru (Kol.3:9-10); orang pilihan Allah (Kol.3:12; orang kudus (Kol.3:12); orang yang dikasihi (Kol.3:12); yang tidak lagi mengandalkan diri, tetapi mengandalkan Kristus: kasih Kristus (Kol.3:14); damai sejahtera Kristus (Kol.3:15); perkataan Kristus (Kol.3:16); nama Yesus (Kol.3:17). Sedangkan buah perilaku dalam kolose 3:18-21 merupakan buah-buah yang otomatis akan berproses dan muncul dari status yang disadari dan dihidupi.
Bukan perilaku yang menentukan status kita di dalam Kristus, tetapi status kita di dalam Kristuslah yang menentukan perilaku kita. Ini penting untuk kita sadari, sehingga hidup keluarga dan polanya akan serasi dan selaras dan seimbang dengan pola hidup Kristus. Pahamilah status di dalam Kristus, bersandarlah kepada kuasa di dalam-Nya, maka keluarga kita akan semakin bahagia dengan buah-buah hidup baru yang nyata dan dirasakan.
Pola Hidup Berkeluarga
Reviewed by GKRI DIASPORA CAWANG
on
11:06 AM
Rating:
