
Roma 8:12-17.
PENDAHULUAN
• Ketika kita membaca Alkitab, dari kitab pertama sampai kitab terakhir, kita tidak menemukan kata “trinitas” atau kata “tritunggal”.
• Tidak ada satu nabi maupun rasul dalam Alkitab yang menggunakan kata tersebut. Termasuk Yesus selama hidup-Nya di bumi.
• Jadi, secara eksplisit para nabi dan para rasul tidak menuliskan istilah: “Allah Tritunggal”.
Trinitas yang membumi menunjuk kepada Allah Tritunggal yang aktif dan dinamis. Keaktifan dan kedinamisan Allah Tritunggal ditandai dengan:
• Memenuhi janji-janji-Nya.
• Menyelenggarakan, mengendalikan, mengontrol, dan mengarahkan seluruh kehidupan di bumi ini.
• Menjaga, memelihara, memberkati dan menjawab kebutuhan kita.
• Mengawali dan mengakhiri sejarah bumi dan manusia.
I. Definisi Trinitas
• Kata “Trinitas” berasal dari bahasa Latin, “Trinus” dan “Unitas”. Memiliki arti: “Tiga serangkai atau Tritunggal.”
• Tertulianus merupakan teolog Latin pertama yang memperkenalkan istilah Trinitas, Persona dan Substansi.
• Ia menegaskan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah “Satu dalam Esensi – bukan satu dalam persona.”
• Dalam konsili NICEA pada tahun 325, menetapkan doktrin Trinitas sebagai ajaran resmi tentang Allah.
• Tertulianus juga merupakan penulis pertama yang menyatakan bahwa ke-Kristen-an sebagai “Vera Religio” yang artinya: “Agama yang benar.”
II. Memahami Konsep Trinitas
A. Konsep Trinitas dalam kepercayaan Tradisi
1. Suku sabu
• Deo ama = Allah Bapa yang dari pada-Nya segala sesuatu berasal.
• Deo rai = Penguasa alam semesta
• Deo mone ae = Tuhan yang maha kuasa
• Deo woro pennji = Pencipta
2. Suku sumba
• Anatala = Dia yang Maha Mulia
• Mawunu Tau – Majii Tau = Dia yang mencipta manusia
• Ina Mbulu – Ama Ndab = Ibu dan bapa dari segala sesuatu
• Ina Nuku – Ama Hara = sumber dari segala aturan
3. Suku batak
• Debata Mulajadi Nabolon
• Batara guru =
• Mangala sori =
• Mangala bulan =
4. Manisfestasi dalam:
• Hula-hula
• Dongan tubu
• Boru
B. Konsep Trinitas dalam agama lain
Agama Hindu
• Sang Hyang Widi Wasa
• Brahma: disebut-sebut sebagai Dewa pencipta, yang menciptakan alam semesta atas berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.
• Wisnu: yang mengatur empat fungsi semesta yang berbeda, serta mengontrol segala aktivitas makhluk hidup.
• Siwa: Dewa Siwa dipuja di Pura Dalem, sebagai dewa yang mengembalikan manusia ke unsurnya.
C. Konsep Trinitas dalam Alkitab
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” “Syema ‘Yisra’el Yehovah ‘Eloheinu Yehovah Ekhad” – Ulangan 6:4.
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” “Bere’syit ‘bara’ ‘Elohim ‘et hasyamayim Ve’et ha’arets” – Kejadian 1:1.
Kata Allah dalam bahasa Ibrani " אלהים - ' ELOHÎM" menggunakan bentuk jamak tetapi dengan kata kerja tunggal (singular): " ברא - BARA", hal ini saja sudah menyiratkan keesaan Allah yang serba kompleks.
Sebagai seorang Kristiani yang mengamini dan mengimani Yesus Kristus adalah Tuhan dan Allah, kita tahu bahwa paham Trinitas sama sekali tidak berarti adanya tiga allah sebagaimana yang dibayangkan secara salah oleh beberapa kalangan, termasuk beberapa kelompok “Kristen” sendiri. Arti dari paham ini ialah bahwa Allah itu satu adanya.
Jadi yang dimaksud dengan Tritunggal bukanlah mengenai ajaran bahwa ada tiga illah yang terpisah-pisah yang disebut Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.
Namun yang disebut Tritunggal adalah suatu istilah penjelasan teologis mengenai keberadaan yang ada di dalam diri Allah yang esa itu. Haruslah ditegaskan bahwa iman Kristen adalah iman yang menegaskan tauhid (keesaan Allah).
Ada tiga kebenaran tentang Allah Tritunggal yang perlu diperhatikan dengan cermat:
Pertama, Ke-ADA-an Allah – menunjuk kepada esensi Allah Tritunggal yang Maha Sempurna.
Kedua, Ke-BERADA-an Allah – menunjuk kepada Allah Tritunggal yang sama dan setara dalam kekekalan.
Ketiga, Ke-BAGAIMANA-an Allah – menunjuk kepada Allah Tritunggal dalam cara berada atau cara menyatakan diri sebagai Bapa, Firman (Anak) dan Roh Kudus.
III. Respon Kita Terhadap Trinitas
A. Di dalam Trinitas kita berperang secara terus-menerus melawan tabiat berdosa – Roma 8:12-13.
B. Di dalam Trinitas kita berkomitmen untuk taat dan menyenangkan-Nya – Roma 8:14.
C. Di dalam Trinitas kita membuktikan diri dengan sikap hidup sebagai anak-anak Allah – Roma 8:15-16.
D. Di dalam Trinitas kita menerima janji-janji Allah – Roma 8:17a.
E. Di dalam Trinitas kita siap menderita bersama Kristus – Roma 8:17b, 18.
F. Di dalam Trinitas kita siap dimuliakan bersama Kristus – Roma 8:17c.
Penutup
“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa” – Ibrani 12:2-3.