Pedoman Pengajaran
BAB IV
PEDOMAN PENGAJARAN
GKRI JEMAAT DIASPORA CAWANG
“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran”
2 Timotius 4:2
A. Ajaran tentang Gereja
1. GKRI Jemaat Diaspora Cawang mempercayai dan meyakini bahwa Allah Tritunggal menghimpunkan umat-Nya dari segala suku, kaum, bangsa dan bahasa ke dalam suatu persekutuan, yaitu Gereja di mana Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala – Kisah Para Rasul 2:41; Efesus 4:5-16; Wahyu 7:9.
2. GKRI Jemaat Diaspora Cawang memahami bahwa Allah menjadikan Gereja sebagai suatu persekutuan yang memiliki kredo/pengakuan tentang satu Allah, satu Tuhan dan satu baptisan – Efesus 4:5-6. Dengan demikian, Gereja itu Esa. Keesaan ini bukanlah keesaan menurut pola dunia, melainkan keesaan seperti keesaan Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus – Yohanes 17:21-22. Maka keesaan itu tidak didasarkan pada kekuasaan duniawi, melainkan pada persekutuan dan kasih – Filipi 2:1-4.
3. GKRI Jemaat Diaspora Cawang mengerti bahwa persekutuan itu dikuduskan dalam kebenaran – Yohanes 17:17-19. Dengan demikian, Gereja itu kudus. Pengudusan itu dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus yang telah menguduskan diri-Nya bagi Gereja dan mengkuduskan serta mengkhususkan Gereja sebagai umat kepunyaan-Nya. Persekutuan yang dikuduskan itu diutus-Nya ke dalam dunia. Maka Gereja ada di dunia tetapi bukan dari dunia – Yohanes 17:14-18; Titus 2:14.
4. GKRI Jemaat Diaspora Cawang menyadari bahwa persekutuan itu mencakup semua orang percaya dari segala tempat dan sepanjang zaman serta mencakup segala suku, bangsa, kaum dan bahasa. Dengan demikian, Gereja itu Katholik (Am) atau universal.
5. GKRI Jemaat Diaspora Cawang mengetahui bahwa persekutuan itu harus bertekun di dalam dan dibangun di atas ajaran para rasul tentang Injil Yesus Kristus – Kisah Para Rasul 2:42; Efesus 2:20. Dengan demikian, Gereja itu rasuli, maksudnya ialah Gereja telah dibangun atas dasar kesaksian para rasul tentang Tuhan Yesus Kristus dan karya penebusan yang telah dilakukan-Nya dengan sempurna. Oleh sebab itu, Gereja ditempatkan di dunia ini untuk meneruskan pemberitaan Injil tentang Tuhan Yesus Kristus.
6. GKRI Jemaat Diaspora Cawang mengerti bahwa dirinya adalah bagian dari orang-orang percaya di segala tempat dan di sepanjang zaman yang terpanggil untuk mewujudkan keesaan, kekudusan, kekatolikkan dan kerasulan Gereja, baik dalam kehadiran Gereja secara sendiri-sendiri maupun secara kolektif. Jadi, semua bentuk kehadiran Gereja adalah kehadiran yang mengungkapkan keesaan, kekudusan, katolik dan rasuli.
7. GKRI Jemaat Diaspora Cawang menyadari bahwa meskipun bentuk kehadiran Gereja berbeda-beda di banyak tempat dan di sepanjang zaman, namun semuanya mengungkapkan suatu kenyataan tubuh Kristus di dunia ini. Karenanya, setiap orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi serta menyerahkan diri kepada Kristus, menjadi bagian di dalam tubuh Kristus.
8. GKRI Jemaat Diaspora Cawang mengetahui bahwa selain dari aspek-aspek yang esensial Gereja yang mengemuka dari hakekatnya, yaitu panggilan dan tugasnya; maka perwujudan Gereja dalam bentuk kelembagaan yang konkrit di dunia ini memegang peranan yang strategis dan penting sebagai wujud kehadiran dan kesaksiannya kepada dunia. Bentuk kelembagaan Gereja mulai muncul sejak Gereja mula-mula di zaman para rasul dan pemantapan serta perkembangannya berlanjut dalam sejarah Gereja. Namun sesuai dengan kesaksian Perjanjian Baru, lembaga itu adalah Institusi Ilahi yang dihadirkan di dunia ini untuk kepentingan Kerajaan Sorga.
9. GKRI Jemaat Diaspora Cawang mengetahui bahwa sebagai sebuah lembaga, Gereja dalam dirinya membawa segala sifat yang dianugerahkan oleh Kristus sebagai kepala Gereja. Oleh sebab itu, kelembagaan yang dimaksud mencakup keanggotaan, penyelenggaraan ibadah dan pemberitaan firman Allah, penyelenggaraan sakramen, penyelenggaraan penggembalaan, penyelenggaraan peng- ajaran, penyelenggaraan kepejabatan serta kepemimpinan Gereja. Semua itu diatur dalam suatu anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Gereja (AD/ART) atau Tata Laksana dan Tata Gereja.
B. Pemahaman Iman GKRI Jemaat Diaspora Cawang
1. Kita percaya bahwa Allah yang kekal itu Esa, menyatakan Diri dalam Tiga Pribadi (Trinitas/Tritunggal) yang Sehakekat, Setarap, Sempurna dan Pencipta – Kejadian 1:1-3; Ulangan 6:4; Matius 3:13-17; 28:19; Markus 1:9-11; 12:29; Lukas 3:21-22; Yohanes 1:32-34; 1 Timotius 2:5-6.
2. Kita percaya bahwa seluruh Alkitab, yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah Firman Allah yang diwahyukan Allah tanpa salah, sebagai pedoman satu-satunya bagi iman dan hidup kita – Matius 4:4; 2 Timotius 3:16; 2 Petrus 1:20-21.
3. Kita percaya bahwa Allah menciptakan malaikat sebagai makhluk-makhluk suci yang tak terbilang jumlahnya. Malaikat yang tertinggi memberontak kepada Allah dan menjadi Setan, diikuti sejumlah besar malaikat lain, yang kini aktif sebagai agen penganiaya dan penuduh orang-orang percaya. Ialah yang menggoda dan menjerumuskan manusia pertama (Adam dan Hawa) ke dalam dosa – Kejadian 3:1-19; Yesaya 14:12-17; Yehezkiel 28:11-19; Roma 5:12-14; 2 Korintus 4:3-4; 11:13-15; Efesus 6:10-12; 2 Tesalonika 2:4; 1 Timotius 4:1-3.
4. Kita percaya bahwa manusia diciptakan oleh Allah menurut gambar dan rupa Allah. Akan tetapi manusia yang Allah ciptakan jatuh ke dalam dosa dan mengalami kematian (rohani dan jasmani). Kejatuhan manusia pertama (Adam dan Hawa), menyebabkan semua manusia “rusak total” dan terpisah mutlak dari Allah – Kejadian 1:26-27; 2:7; 3:1-19; 6:5; Yeremia 17:9; Yohanes 3:6; 5:40; 6:53; Roma 3:9-23; 8:6-7; Efesus 2:1-3; 1 Timotius 5:6; 1 Yohanes 3:8. Hanya oleh kasih karunia dan anugerah Allah, manusia dapat diselamatkan, yang telah dipilih oleh Allah melalui Tuhan Yesus Kristus sebelum dunia dijadikan, ditandai dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta bertobat dari dosa-dosanya dan hidup bagi Kristus. Pengalaman ini disebut lahir baru, dimana manusia dibenarkan oleh Allah dan diterima kembali menjadi anggota keluarga Allah yang dikasihi-Nya serta dipenuhi oleh Roh Kudus – Yohanes 3:1-21; 5:24; 17:17, 23; Kisah Para Rasul 13:39; Roma 5:1; 8:1; 1 Korintus 3:21, 23; 2 Korintus 3:18; Efesus 1:4-5; 1 Tesalonika 5:23; Ibrani 10:10, 14-15; 12:10.
5. Kita percaya bahwa sebagaimana direncanakan oleh Allah dan dinubuatkan oleh para nabi, yaitu Anak Allah yang datang ke dalam dunia (Inkarnasi) untuk menyatakan Allah kepada manusia, untuk memenuhi nubuatan dan untuk menjadi Penebus manusia. Dalam proses ini, Ia dikandung oleh Roh Kudus melalui Perawan Maria dan menerima hakekat kemanusiaan tanpa dosa – Lukas 1:30-35; Yohanes 1:18; 3:16.
6. Kita percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Allah sejati dan manusia sejati – satu-satunya Pribadi yang memiliki kepribadian tersebut – Lukas 2:40; Yohanes 1:1-2, 14; Filipi 2:5-8. Dalam kasih-Nya, dengan sukarela Ia menerima kehendak Allah untuk mati menanggung dosa manusia di atas kayu salib dan menjadi satu-satunya Juruselamat dunia – Yohanes 1:29; Roma 3:25, 26; 2 Korintus 5:14; Ibrani 10:5-14; 1 Petrus 3:18. Pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati dengan tubuh kemuliaan. Inilah yang menjadi dasar kebangkitan kita di masa depan dan kita juga akan mengenakan tubuh kemuliaan sama seperti Dia yang telah bangkit – Yohanes 20:20; Filipi 3:20-21. Pasca kebangkitan, Yesus menampak kan diri kepada para murid selama 40 hari, Ia juga memberi perintah, yaitu supaya para murid pergi ke seluruh dunia untuk menjadikan sekalian bangsa murid-Nya dan membaptis mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus – Matius 28:19-20; Markus 16:15; Kisah Para Rasul 1:8. Selanjutnya, Ia naik ke sorga disaksikan oleh para murid dan Dia akan datang kembali sama seperti ketika Dia naik ke sorga – Lukas 24:50-53; Kisah Para Rasul 1:6-11. Yesus Kristus menjadi kepala atas segala sesuatu dan kepala atas Gereja, yaitu orang-orang yang percaya kepada Dia. Yesus Kristus menjadi Imam Besar dan Jurusyafaat serta pembela orang percaya – Efesus 1:1, 22, 23; Ibrani 1:3; 7:25; 1 Yohanes 2:1.
7. Kita percaya bahwa Roh Kudus sebagai Pribadi ke tiga dari Allah Tritunggal, dan pada hari Pentakosta telah menyatakan kehadiran-Nya secara khusus ke dunia sesuai dengan Kitab Suci – Yohanes 14:1-17; 16:7-11; Kisah Para Rasul 2:1-13; 1 Korintus 6:19; Efesus 2:22; 2 Tesalonika 2:7. Roh Kudus hingga saat ini masih terus berkarya untuk menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan peng- hakiman, melahir barukan, mendiami, memeteraikan dan mengurapi orang-orang percaya, memenuhi dengan kuasa, memberikan karunia rohani, memimpin, menolong dan menghibur setiap orang percaya – Yohanes 3:6; 16:7-11; Roma 8:9; 1 Korintus 12:13; Efesus 4:30; 5:18; 2 Tesalonika 2:7; 1 Yohanes 2:20-27.
8. Kita percaya bahwa Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar untuk menjadi anggota Tubuh Kristus dengan tugas menyembah dan melayani Tuhan serta memberitakan Injil keselamatan – Matius 16:16-18; Kisah Para Rasul 2:42-47; Roma 12:5; 1 Korintus 12:12-27; Efesus 1:20, 23; 4:3-10; Kolose 3:14-15.
9. Kita percaya bahwa Yesus Kristus akan kembali ke dunia ini dalam kemuliaan untuk menyongsong umat-Nya, memenuhi janji-Nya, merantai Iblis, memerintah dalam Kerajaan Millenium dengan keadilan dan kebenaran yang memenuhi bumi dan menghakimi Iblis dan pengikut-pengikutnya – Daniel 9:24; Matius 24:15-25:46; Kisah Para Rasul 15:16-17; Roma 11:25-27; Wahyu 20:1-3.
C. Ajaran tentang Manusia
Manusia adalah ciptaan Allah. Diciptakan menurut gambar dan rupa Allah – Kej.1:26-27. Terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Tubuh dapat dilihat oleh mata jasmani. Sementara jiwa dan roh tidak dapat dilihat. Kendati demikian, jiwa dan roh punya peranan dalam keutuhan dan kesempurnaan manusia. Dosa menyebabkan manusia (tubuh, jiwa, roh) rusak secara total. Itu sebabnya perlu dipulihkan, disucikan, diperbaharui dan diselamatkan – 1 Tes.5:23.
Tubuh hancur menjadi debu kembali – Kej.3:19; Pkh.12:7, sampai saat dibangkitkan dimana debu yang sama diciptakan kembali menjadi satu tubuh baru yang tidak dapat binasa. Tubuh baru ini kemudian dipersatukan dengan roh dan jiwa. Pada saat kematian, jiwa dan roh orang percaya meninggalkan tubuh dan langsung ke hadirat Tuhan – 2 Kor.5:1-8; 2 Pet.1:13-14; 1 Tes.4:14. Roh dan jiwa mempunyai suatu bentuk yang sangat mirip dengan tubuh jasmani, sehingga jiwa-roh yang telah terpisah dari tubuh memiliki identitas dan dapat saling mengenali yang lain.
Kematian itu hanya berarti pemisahan. Kematian bukan berarti dilupakan. Kematian memisahkan tubuh dari jiwa dan roh. Yakobus berkata: “Tubuh tanpa roh adalah mati” – Yak.2:26. Kematian kedua yang disebut dalam Wahyu 2:11; 20:14, adalah pemisahan abadi dari Allah dalam lautan api bagi orang-orang yang tidak mau menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus. “Pembebasan penyelamatan tubuh kita – Penyelamatan sempurna dari Kristus belum lengkap sampai tubuh kita dibebaskan dan dibangkitkan kembali.”
D. Ajaran tentang Kebangkitan Orang Mati
Apa yang terjadi kalau kita meninggal?. Tubuh manusia diciptakan dari debu tanah. Pada waktu mati, tubuh kembali menjadi tanah seperti semula. Sedangkan jiwa dan roh kembali kepada Allah. Tubuh itu “tidur.” Gambaran “tertidur” berulang-ulang dipakai menggambarkan kematian – Matius 9:24; Yohanes 11:11. Penggambaran kematian seperti tertidur, rupanya khusus lebih di arahkan pada tubuh dari pada jiwa dan roh. Waktu mati, tubuh kembali menjadi debu, jiwa dan roh kembali kepada Allah – Pengkhotbah 12:7. Mati sebelum kedatangan Tuhan Yesus kembali berarti meninggalkan dunia ini, meninggalkan tubuh – Filipi 1:23-24. Tubuh manusia sekarang hanyalah kemah kediaman sementara bagi jiwa dan roh manusia dan kemah kediaman ini akan diganti dengan yang permanen dan lebih baik – 2 Korintus 5:1-5.
Roh itu hidup. Orang percaya (Kristen) penting mengingat bahwa hidup yang kekal sudah mulai sekarang. Sebab orang yang sudah mendengar perkataan Kristus dan percaya kepada Allah yang mengutus Dia, sudah mempunyai hidup yang kekal. Ia tidak turut dihukum sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup – Yohanes 5:24. Jiwa tidak dipengaruhi oleh kematian tubuh – Matius 10:28. Istilah jiwa dan roh sering dipakai dengan pengertian yang sama. Bahwa orang mati hidup dalam roh memang pernah disinggung dalam Perjanjian Lama – Keluaran 3:6; Matius 22:32. Kematian adalah keuntungan bagi orang percaya (Kristen). Kalau orang percaya (Kristen) ia hidup; kenyataannya, ia tidak dapat mati sebenarnya – Yohanes 11:25-26.
Roh orang percaya (Kristen) segera bersama Kristus sejak saat kematian. Yesus berkata kepada penjahat yang bertobat itu: “Hari ini juga engkau akan bersama Aku di dalam Firdaus” – Lukas 23:43. Pernyataan-pernyataan rasul Paulus tidak mempunyai arti, kecuali diartikan bahwa di dalam kematian pun orang ada dalam keadaan sadar. Beralih dari tubuh menetap pada Tuhan – 2 Korintus 5:8. Mati dan bersama Kristus jauh lebih baik dari pada hidup terus sebagai manusia – Filipi 1:23. Roh manusia bersama Kristus dan dijadikan sempurna – Ibrani 12:23.
Maut tidak menimbulkan ketakutan bagi orang percaya (Kristen). Tuhan Yesus Kristus sudah mematahkan kuasa maut bagi orang percaya (Kristen) – 2 Timotius 1:10; Ibrani 2:14. Orang percaya (Kristen) tidak akan merasai kematian yang sesungguhnya – Yohanes 8:51; 11:26. Maut tidak dapat memisahkan orang percaya (Kristen) dari Allah – Roma 8:38-39. Maut sudah kehilangan baik kemenangan maupun sengatnya – 1 Korintus 15:55. Sikap orang percaya (Kristen) terhadap maut justru adalah kebalikan dari keputusasaan – Filipi 1:21-23. Orang percaya (Kristen) yang menalar ini dengan tepat akan lebih suka beralih dari tubuh untuk menetap pada Allah – 2 Korintus 5:8.
Apakah benar orang mati akan dibagkitkan dari kematian?. Semua manusia yang mati akan dibangkitkan dari kematian. Orang percaya (Kristen) dibangkitkan untuk hidup yang kekal di sorga – Yohanes 5:28-29; 14:1-3. Orang yang tidak percaya dibangkitkan untuk dihukum dalam api neraka selamanya. Jaminannya adalah kebangkitan Yesus sebagai sulung kebangkitan – Yohanes 11:25-16.
Jadi, aka nada kebangkitan orang mati. Kebangkitan orang mati akan terjadi pada hari kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali – 1 Korintus 15:23; 1 Tesalonika 4:14. Kebangkitan orang mati akan terjadi dalam sekejap mata – 1 Korintus 15:52; Matius 24:31; 1 Tesalonika 4:16.
Kebangkitan dari kematian ini benar adanya. Semua orang yang ada dalam kuburan akan mendengar suara Yesus Kristus. Semua pasti bangkit. Orang mati pada masa lampau (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru), masa kini dan masa yang akan datang (Eskatologi) – Keluaran 3:6; Yesaya 26:19; Daniel 12:2; Matius 22:32; Yohanes 6:30-40, 44. Yang percaya Yesus maupun yang tidak percaya kepada Dia. Yang namanya tercatat dalam kitab kehidupan maupun yang tidak tercatat dalam kitab kehidupan – Kisah Para Rasul 24:15; Wahyu 20:11-15.
Kebangkitan Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa – 2 Timotius 1:10. Orang percaya (Kristen) yakin akan hal itu – 1 Korintus 15:12-13; 15-16. Para rasul memberitakan bahwa dalam Yesus Kristus ada kebangkitan bagi orang mati – Kisah Para Rasul 4:12.
Oleh rahmat Allah yang besar, orang percaya (Kristen) yang sudah dilahirkan kembali ke dalam hidup yang penuh pengharapan oleh kebagkitan Yesus Kristus dari antara orang mati – 1 Petrus 1:3. Orang percaya (Kristen) adalah orang yang sudah dibangkitkan dari kematian rohani – Lukas 20:36. Kebangkitan Yesus Kristus adalah jaminan bagi kebangkitan kita – 2 Korintus 4:14. Sama seperti Yesus dibangkitkan begitu jugalah kita – 2 Korintus 15:20-21.
Tubuh kebangkitan adalah tubuh yang tidak dapat lagi binasa, tubuh kemuliaan, tubuh yang tidak lagi punya kelemahan, tubuh rohani – 1 Korintus 15:42-44. Yang dibangkitkan terlebih dahulu ialah orang percaya (Kristen) – 1 Tesalonika 4:16. Lalu orang percaya (Kristen) yang masih hidup akan diangkat bersama-sama mereka menyongsong Tuhan di angkasa – 1 Tesalonika 4:17.
Kebangkitan orang mati merupakan penghiburan yang besar sekali bagi kita dan motivasi yang kuat supaya kita tetap dalam pekerjaan Tuhan – 1 Korintus 15:58. Kepastian dapat upah sekarang maupun yang akan datang – 1 Korintus 15:30-32. Kepastian tentang kebangkitan orang mati menjauhkan ketakutan terhadap kematian. Hal ini menguatkan keyakinan dan keberanian menghadapi kematian – 1 Korintus 15:13; Ibrani 11:35.
E. Ajaran tentang Perjamuan Kudus – dijelaskan di dalam Sakramen Gereja.
F. Ajaran tentang Baptisan Kudus – dijelaskan di dalam Sakramen Gereja.
G. Ajaran tentang Bahasa Lidah
1. Latar Belakang
a) Adanya anggapan jemaat di Korintus yang menempat- kan bahasa lidah sebagai yang terutama dan terpenting dibandingkan dengan karunia-karunia roh yang lain.
b) Adanya kecenderungan jemaat di Korintus untuk mengejar dan menginginkan bisa berbahasa roh.
c) Adanya anggapan jemaat di Korintus bahwa dengan berbahasa roh, maka orang itu dipenuhi Roh Kudus.
d) Adanya anggapan jemaat di Korintus bahwa bila seseorang tidak berbahasa roh, maka orang tersebut belum menerima karunia roh.
e) Adanya anggapan jemaat di Korintus bahwa dengan berbahasa roh, maka itu merupakan tanda kematangan iman dan kedewasaan rohani.
2. Sikap yang Alkitabiah
a) Kita percaya dan mengakui bahwa karunia bahasa roh ada di dalam Alkitab – Markus 16:17; 1 Korintus 14:2, 6-19.
b) Kita percaya dan mengakui bahwa karunia bahasa roh adalah karunia yang diberikan oleh Roh Kudus kepada orang percaya – Kisah Para Rasul 2:1-3.
c) Kita percaya dan mengakui bahwa karunia bahasa roh tidak diajarkan tetapi diberi langsung oleh Roh Kudus kepada orang percaya berdasarkan kehendak Roh Kudus – 1 Korintus 12:1-11.
d) Kita percaya dan mengakui bahwa karunia bahasa roh ketika terjadi di dalam suatu pertemuan ibadah jemaat, maka akan disertai dengan adanya seseorang yang dipakai oleh Roh Kudus untuk menafsirkan makna atau arti dari bahasa tersebut dan jika tidak ada yang menafsirkannya, maka yang berkata-kata dalam bahasa roh harus berdiam diri dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah – 1 Korintus 14:26-28.
e) Kita percaya dan mengakui bahwa karunia bahasa roh pada hakekatnya dipergunakan untuk membangun hidup rohani jemaat – 1 Korintus 14:26.
f) Kita menolak anggapan yang menyatakan bahwa bahasa roh dianggap sebagai satu-satunya kepenuhan roh dan tanda kematangan iman serta kedewasaan rohani.
H. Ajaran tentang Penglihatan
1. Dalam Alkitab, nabi/rasul adalah penerima wahyu/ penglihatan dari Allah. Mereka mengalami dan menerimanya baik melalui mimpi ataupun secara langsung Allah menyatakannya kepada mereka.
2. Pada umumnya wahyu/penglihatan diberikan oleh Allah tidak dalam kelompok, tetapi secara perseorangan, yaitu mereka yang melayani Allah dan tidak dimengerti oleh orang lain yang bersamanya ketika Allah sedang memberikan wahyu/penglihatan itu – Daniel 10:1-12.
3. Melalui pengalaman ekstatis ini Allah memberikan pengetahuan baru tentang kebenaran yang akan datang, dalam bentuk gambar-gambar yang dapat dilihat.
4. Isi wahyu/penglihatan secara umum berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Berkaitan dengan hal-hal yang akan segera terjadi (pengungkapan sejarah yang akan datang) – 1 Raja-Raja 22:17-23.
b. Berkaitan dengan perintah Allah dalam rangka mempersiapkan rencana-Nya – Kejadian 46:2-4.
c. Berkaitan dengan pernyataan kehendak Allah – 2 Samuel 7:1-17.
d. Berkaitan dengan kemajuan dan perkembangan pemberitaan Injil keselamatan – Kisah Para Rasul 9:1-7.
I. Ajaran tentang Kesembuhan
1. Secara teologis, adanya penyakit dan penderitaan dipicu oleh karena dosa manusia. Tetapi tidak semua penyakit dan penderitaan disebabkan oleh dosa manusia – Kisah Ayub.
2. Ada beberapa kategori penyakit yaitu:
a. Penyakit yang dapat disembuhkan atau bisa kita atasi, misalnya flu, batuk dll.
b. Penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun bisa diatasi, misalnya sakit mata, kita atasi dengan memakai kaca mata dll.
c. Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak bisa diatasi, misalnya kanker, HIV Aids, dll, kecuali anugerah dan mukjizat dari Tuhan.
d. Ada penyakit yang bisa disembuhkan, tetapi tidak dapat diatasi yaitu kematian.
3. Kesembuhan adalah karunia dari Tuhan. Tuhan dapat menyampaikan karunia-Nya melalui berbagai jalan yang sesuai dengan kehendak dan kedaulatan-Nya melalui mukjizat dan juga melalui usaha medis. Namun juga harus dipahami bahwa bila tidak sembuh, bukan berarti Tuhan tidak menghendakinya.
4. Tetap mengucap syukur kepada Tuhan dalam segala keadaan – 1 Tesalonika 5:18. Keselamatan di dalam Yesus Kristus tetap menjadi karunia yang atasnya tetap kita bersyukur, sekalipun penyakit/penderitaan sedang kita alami. Masa penderitaan selalu mengandung nilai dan berkat rohani yang spesial. Sebab itu kesembuhan bukan yang terpenting, tetapi harus diposisikan dan ditempatkan dalam kerangka pemberitaan Injil tentang Kerajaan Allah yang membawa keselamatan bagi umat manusia.
J. Ajaran tentang Pola Hidup
Setiap anggota Jemaat GKRI Jemaat Diaspora Cawang bertanggungjawab untuk memelihara kesaksian hidupnya dan secara konsisten membuktikan diri hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan berdasarkan anugerah Allah kepadanya dengan cara:
1. Tidak berbuat kejahatan terhadap siapapun, mencemar- kan Nama Allah, jemaat dan gereja serta menjauhkan diri dari segala kejahatan yang biasa dilakukan oleh manusia yang tidak mengenal Allah.
2. Senantiasa berbuat baik dan berbelas-kasihan dalam segala sesuatu terhadap sesama sesuai kasih karunia Allah yang dilimpahkan kepadanya – Yakobus 4:7.
3. Memperhatikan, menghayati dan mengamalkan firman Allah dalam totalitas hidupnya sebagai suatu kesaksian bagi dunia yang berdosa – Yakobus 1:19-27.
K. Ajaran tentang Nama Allah
Muncul dan merebaknya suatu gerakan yang menamakan diri sebagai Pengagung Nama Yahweh, telah memicu konflik internal di dalam tubuh gereja dewasa ini. Dampaknya sangat jelas, yaitu terjadi perpecahan gereja termasuk di dalam Sinode GKRI. Oleh sebab itu, Sinode GKRI telah mengeluarkan suatu sikap melalui Sidang Sinode GKRI yang ke 8 di Bandung. Sikap dimaksud yaitu:
1. Sinode GKRI tidak mengharamkan penyebutan nama Allah dalam seluruh aktivitas pelayanannya.
2. Sinode GKRI tetap menggunakan penyebutan nama Yahweh dalam seluruh aktivitas pelayanannya.
3. Sinode GKRI menolak dengan tegas pendapat yang mengharamkan penyebutan nama Allah dan yang menyebut nama Yahweh saja.
L. Ajaran tentang Budaya
1. GKRI Jemaat Diaspora Cawang mengerti dan memahami bahwa setiap manusia dikandung, lahir dan hidup dalam frame budaya.
2. GKRI Jemaat Diaspora Cawang mengerti dan memahami bahwa secara teologis, sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, budaya pada prinsipnya masih murni – Kejadian 1-2. Akan tetapi setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka semua budaya yang dihasilkannya menjadi berdosa – Kejadian 3 dstnya.
3. GKRI Jemaat Diaspora Cawang mengerti dan memahami bahwa budaya yang merupakan hasil kreasi manusia yang berdosa berada dalam tiga dimensi yaitu:
a. Budaya yang dapat dipakai atau digunakan karena sesuai dengan hukum Kerajaan Sorga.
b. Budaya yang dapat diubah bentuk dan maknanya, sehingga sesuai dengan hukum Kerajaan Sorga.
c. Budaya yang harus dibuang karena tidak sesuai dengan hukum Kerajaan Sorga.
GKRI Jemaat Diaspora Cawang dalam pengajarannya menolak ritual atau upacara-upacara dalam frame budaya yang mengandung unsur magis dan penyembahan berhala yang ditentang oleh Allah dalam Firman-Nya.
Pedoman Pengajaran
Reviewed by GKRI DIASPORA CAWANG
on
9:14 PM
Rating: