Kehadiran Yang Berharga
Pada suatu masa, tanah Persia pernah diperintah oleh seorang syech yang bijaksana dan sangat dicintai rakyatnya. Syech ini peduli sekali kepada rakyatnya dan keinginannya hanya berbuat yang terbaik bagi mereka. Rakyat Persia tahu bahwa syech mereka mau menangani masalah-masalah mereka secara pribadi dan memahami pengaruh keputusan-keputusannya bagi hidup mereka. Secara berkala ia menyamar dan berkeliling ke jalan-jalan, mencoba menyaksikan hidup melalui cara pandang mereka.
Pada suatu hari ia menyamar sebagai seorang desa yang miskin lalu pergi ke tempat permandian umum. Di sana banyak orang yang sedang menikmati saat-saat santai sambil bersosialisasi. Air di permandian itu dihangatkan dengan api dari sebuah tungku di gudang bawah tanah, dan di situ ada seorang laki-laki yang bertanggung jawab mengusahakan agar tingkat kehangatan air di permandian tetap nyaman. Syech itu sengaja pergi ke ruang bawah tanah untuk menjenguk lelaki yang tanpa kenal lelah menunggui api. Kedua orang itu makan bersama dan syech berhasil menjalin persahabatan dengan lelaki yang kesepian itu. Hampir setiap hari, sampai berminggu-minggu, penguasa negeri itu berkunjung ke tempat kerja sang penunggu api. Dalam waktu singkat sang penunggu api itu menjadi terbiasa dengan tamunya karena seringnya ia datang ke situ.
Belum pernah ada orang lain yang menunjukkan perhatian atau kepedulian semacam itu kepadanya. Pada suatu hari sang syech menyingkapkan jati dirinya yang sebenarnya. Ini sebuah langkah yang berresiko, sebab ia takut orang tadi akan meminta hadiah atau pemberian istimewa darinya. Namun, di luar dugaan, teman baru sang pemimpin itu hanya memandang ke dalam matanya sambil berkata, "Yang Mulia bersedia meninggalkan kenyamanan istana dan kemuliaan Yang Mulia untuk duduk menemani saya di ruangan gelap seperti penjara bawah tanah ini. Yang Mulia bersedia makan makanan saya yang tidak lezat dan dengan tulus menunjukkan kepedulian atas hidup yang saya jalani. Kepada orang lain Yang Mulia mungkin telah menganugerahkan uang atau barang berharga, tetapi kepada saya Yang Mulia telah memberikan yang terbaik. Yang Mulia telah memberikan diri Yang Mulia sendiri."
Renungan:
Jangan hanya mengirimkan karangan bunga bagi mereka yang sedang berduka cita. Jangan pula hanya menitipkan doa semoga cepat pulih pada mereka yang berbaring derita. Tetapi, datanglah. Jenguklah. Tunjukkan kehadiran anda. Biarkan sentuhan tangan anda memupuskan kesedihan. Kehadiran anda adalah obat terampuh yang takkan bisa dibeli dari tabib terbaik mana pun. Jangan hanya mengirimkan bingkisan bagi mereka yang sedang bersuka cita. Jangan pula hanya menitipkan ucapan semoga berbahagia pada mereka yang meruap ceria. Tetapi datanglah. Tengoklah. Tunjukkan kehadiran anda. Biarkan cahaya wajah anda menjadi penyuluh kegembiraan. Kehadiran adalah hadiah terbaik yang bisa anda berikan pada siapa pun. Itulah mengapa dunia tak pernah selebar daun talas, karena kehadiran teman baik selalu dinantikan.
Pada suatu hari ia menyamar sebagai seorang desa yang miskin lalu pergi ke tempat permandian umum. Di sana banyak orang yang sedang menikmati saat-saat santai sambil bersosialisasi. Air di permandian itu dihangatkan dengan api dari sebuah tungku di gudang bawah tanah, dan di situ ada seorang laki-laki yang bertanggung jawab mengusahakan agar tingkat kehangatan air di permandian tetap nyaman. Syech itu sengaja pergi ke ruang bawah tanah untuk menjenguk lelaki yang tanpa kenal lelah menunggui api. Kedua orang itu makan bersama dan syech berhasil menjalin persahabatan dengan lelaki yang kesepian itu. Hampir setiap hari, sampai berminggu-minggu, penguasa negeri itu berkunjung ke tempat kerja sang penunggu api. Dalam waktu singkat sang penunggu api itu menjadi terbiasa dengan tamunya karena seringnya ia datang ke situ.
Belum pernah ada orang lain yang menunjukkan perhatian atau kepedulian semacam itu kepadanya. Pada suatu hari sang syech menyingkapkan jati dirinya yang sebenarnya. Ini sebuah langkah yang berresiko, sebab ia takut orang tadi akan meminta hadiah atau pemberian istimewa darinya. Namun, di luar dugaan, teman baru sang pemimpin itu hanya memandang ke dalam matanya sambil berkata, "Yang Mulia bersedia meninggalkan kenyamanan istana dan kemuliaan Yang Mulia untuk duduk menemani saya di ruangan gelap seperti penjara bawah tanah ini. Yang Mulia bersedia makan makanan saya yang tidak lezat dan dengan tulus menunjukkan kepedulian atas hidup yang saya jalani. Kepada orang lain Yang Mulia mungkin telah menganugerahkan uang atau barang berharga, tetapi kepada saya Yang Mulia telah memberikan yang terbaik. Yang Mulia telah memberikan diri Yang Mulia sendiri."
Renungan:
Jangan hanya mengirimkan karangan bunga bagi mereka yang sedang berduka cita. Jangan pula hanya menitipkan doa semoga cepat pulih pada mereka yang berbaring derita. Tetapi, datanglah. Jenguklah. Tunjukkan kehadiran anda. Biarkan sentuhan tangan anda memupuskan kesedihan. Kehadiran anda adalah obat terampuh yang takkan bisa dibeli dari tabib terbaik mana pun. Jangan hanya mengirimkan bingkisan bagi mereka yang sedang bersuka cita. Jangan pula hanya menitipkan ucapan semoga berbahagia pada mereka yang meruap ceria. Tetapi datanglah. Tengoklah. Tunjukkan kehadiran anda. Biarkan cahaya wajah anda menjadi penyuluh kegembiraan. Kehadiran adalah hadiah terbaik yang bisa anda berikan pada siapa pun. Itulah mengapa dunia tak pernah selebar daun talas, karena kehadiran teman baik selalu dinantikan.
Kehadiran Yang Berharga
Reviewed by GKRI DIASPORA CAWANG
on
10:32 AM
Rating: